Konsep Paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan
kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat
terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau
kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama. Untuk
mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut
1.Posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu
karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak
bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan
adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai
pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan
terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil
yang mampu mengungkapkan gagasan secara utuh dan lengkap.
2.Batasan
Paragraf
Pengertian paragraf ini ada beberapa pendapat, antara lain :
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia: paragraf adalah bagian bab
dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya
dimulai dengan garis baru)
2. The Jiang Gie dan A. Didyamartaya: paragraf ialah satuan
pembagian lebih kecil di bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi
angka Arab.
3.Kegunaan Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu,
tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1). Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok
keseluruhan paragraf
2). Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran
penulisnya
3). Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
4). Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran
secara sistematis
5). Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat
berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
4.Unsur-Unsur Paragraf
Ialah beberapa unsur yang pembangun paragraf, sehingga
paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis. Unsur-unsur paragraf
itu ada empat macam, yaitu :
1) transisi,
2) kalimat topik,
3) kalimat pengembang, dan
4) kalimat penegas.
Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau sebagian,
oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf mengandung dua unsur wajib
(katimat topik dan kalimat pengembang), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
5.Struktur Paragraf
Struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan
kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
2.Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
3. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang,
dan kalimat peneges.
4. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat
topik, dan kalimat pengembang.
5. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat
topik, kalimat pengembang.
6. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat
pengembang.
7. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat
topik.
2.2 Syarat – Syarat Paragraf Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun
paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru.
Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan
hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu
paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat
yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah
paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata
kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat
topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu
hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak
lengkap.
Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama,
bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang
menjadi sasaran.
Memperhitungkan 4 hal, antara lain:
1) Penyusunan kalimat topik,
2) Penonjolan kalimat topik
dalam paragraf,
3) Pengembangan detail-detail
penjelas yang tepat, dan
4) Penggunaan kata-kata
transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
Pola Susunan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut
pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain
dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh
penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola
susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah.
antara lain :
pola runtunan waktu,
pola uraian sebab akibat,
pola perbandingan dan pertentangan
pola analogi,
pola daftar, dan
pola lain.
2.3 Jenis – Jenis Paragraf
Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan
tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan
dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga
pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar
berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul,
sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan
imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatudi buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia..
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatudi buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia..
2.3.1 Macam-macam paragraf berdasarkan
tujuannya
Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik,
dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemilu baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang
sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancar seperti yang
diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal
memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bisa
tidur dan tidak mau makan.
Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak
disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada
paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis
karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif,
eksposisi, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan
yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa
paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk
argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang
dianggap penting.
Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang
kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesama. Atas
segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
2.3.2 Macam-macam paragraf berdasarkan letak
kalimat utama
Paragraf
deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama
di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian
atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana
itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi,
hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
Paragraf
induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama
di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan
diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana
pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi
tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat
komunikasi yang penting, efektif danefisien.
Paragraf
campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama
di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan
kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan
dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang
dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi
yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
2.3.3 Macam-macam paragraf berdasarkan isi
Paragraf
deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak
tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf.
Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di
seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya
hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh
di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan
angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
Paragraf
proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat
utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang
memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks
dan antiklimaks.